Jumat, 01 Agustus 2014

Pupuk dan Pestisida Hayati Cair


Kondisi pertanian dewasa ini semakin memprihatinkan. Tanah semakin rusak akibat pemupukan kimiawi/sintetis yang tak berimbang, penggunaan pestisida sintetis yang berlebihan menyebabkan kerusakan ekosistem. Tentu dibalik kondisi ini masih ada semangat untuk kembali kepada pertanian yang sehat dan alami. Salah satunya adalah dengan cara penggunaan pestisida nabati dan agen hayati dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Pengendalian hayati akhir-akhir ini juga banyak mendapat perhatian dunia dan sering kali dibicarakan di dalam seminar atau kongres, serta ditulis dalam naskah jurnal atau pustaka, khususnya yang berkaitan dengan penyakit tanaman. Pengendalian penyakit tanaman dengan menggunakan agen pengendali hayati muncul karena kekhawatiran masyarakat dunia akibat penggunaan pestisida kimia sintetis. Adanya kekhawatiran tersebut membuat pengendalian hayati menjadi salah satu pilihan cara mengendalikan patogen tanaman.



Agen hayati adalah setiap organisme yang meliputi spesies, subspesies, varietas, semua jenis serangga, nematoda, protozoa, cendawan (fungi), bakteri, virus, mikoplasma, serta organisme lainnya dalam semua tahap perkembangannya yang dapat dipergunakan untuk keperluan pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu, proses produksi, pengolahan hasil pertanian, dan berbagai keperluan lainnya.

Penggunaan agen hayati memiliki kelebihan karena sesuai dengan prinsip keseimbangan ekosistem. Memanfaatkan musuh alami dari hama dan penyakit pengganggu tanaman pertanian. Sebagai contoh, dalam pengendalian penyakit layu pada tanaman cabai, tomat dan kentang, penggunaan fungisida dan bakterisida kimia sudah tidak mampu lagi mengendalikannya. Demikian juga dalam pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi, corynebacterium masih jagonya.

Keunggulan Agen Hayati:

  • Selektif, artinya mikroba dalam agen hayati tidak akan menyerang organisme yang bermanfaat bagi tumbuhan karena agen hayati hanya akan menyerang hama penyakit sasaran.
  • Sudah tersedia di alam. Sebenarnya secara alami agen hayati sudah tersedia dialam, namun karena penggunaan pestisida yang tidak sesuai menyebabkan keseimbangan ekosistem mulai goyah dan populasinya terganggu.
  • Mampu mencari sasaran sendiri, karena agen hayati adalah makhluk hidup yang bersifat patogen bagi organisme pengganggu, maka agen hayati dapat secara alami menemukan hama dan penyakit sasarannya.
  • Tidak ada efek samping.
  • Relatif murah.
  • Tidak menimbulkan resistensi OPT sasaran.

Semenjak Indonesia mencanangkan Go Organik tahun 2010 lalu, produk-produk pupuk hayati bermunculan bak jamur di musim penghujan. Ratusan merk pupuk hayati telah beredar kios-kios pertanian atau di kelompok-kelompok tani. Baik itu bentuknya padat maupun yang bentuknya cair. Pupuk hayati tidak hanya di produksi oleh perusahaan besar yang profesional, tetapi tidak sedikit pupuk organik yang diproduksi oleh perorangan (home industri). Namun sayang, walaupun beberapa merk pupuk hayati sudah terdaftar resmi di Departemen Pertanian tetapi kualitasnya masih biasa-biasa saja karena mikroba dalam inokulan bukan mikroba unggul dari hasil seleksi dan pengujian yang sistematis.

PETANI HARUS PINTAR MEMLIH PUPUK HAYATI CAIR KARENA AKAN MEMPENGARUHI KUALITAS, KUANTITAS PRODUKSI DAN TANAH

Petani perlu mengetahui komponen atau kandungan pupuk hayati cair tersebut. Berbicara tentang pupuk hayati cair pasti tidak akan terlepas dari komponen yang dikandungnya. Oleh karena itu Kami akan berbagi tips dalam memilih pupuk hayati cair yang terbaik, terutama dari segi kandungannya. Untuk mengetahui kandungan sebuah Pupuk hayati cair bisa dilihat dari uji lab pupuk hayati tersebut (bukan hanya dari kemasan atau label bungkusnya saja).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pupuk hayati cair :

  1. Adanya jaminan bahwa mikroba dalam inokulan haruslah mikroba pilihan dari hasil seleksi dan pengujian yang dilakukan secara sistematis. Petani dapat sesekali memeriksanya di lab terdekat.
  2. Pupuk hayati cair yang baik pasti akan mengandung agen hayati (mikroorganisme) yang menguntung tanaman terutama agen hayati pengikat Nitrogen dan pengurai Phospat dan kalium
  3. Pupuk hayati cair yang baik pasti akan mengandung Unsur hara makro terutama NPK, karena ketiga unsur tersebut merupakan unsur hara yang wajib ada dan dibutuhkan tanaman cukup banyak.
  4. Selain mengandung unsur hara makro pupuk hayati yang bagus pasti akan mengandung unsur hara mikro, karena unsur hara mikro sangat diperlukan tanaman walaupun walaupun jumlahnya sedikit
  5. Pupuk hayati cair yang baik biasanya juga mengandung hormon atau ZPT.
  6. Pupuk hayati cair yang bagus pasti akan mencantumkan kandungan C organiknya
  7. Pupuk hayati cair yang baik akan mencantumkan tingkat keasamannya (pH nya).
  8. Pupuk hayati cair yang baik akan mencantumkan ijin resmi.
  9. Pupuk hayati cair yang baik bagi petani akan memiliki harga jual yang sesuai dengan kualitasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar